Sedari kecil Ishma dididik di tengah-tengah para muslimah yang berjilbab lebar, berkaos kaki panjang, bermanset dan dengan segala kain penutup lain yang mereka kenakan untuk menutup aurat masing-masing.
Sungguh, Ishma benar-benar bersyukur dengan kondisi seperti ini, hingga empat belas tahun Ishma mendapat karunia untuk hidup di dunia, Ishma banyak sekali mendapat hikmah di balik sosok-sosok muslimah yang hadir dalam kehidupan Ishma dan membuat Ishma bangga mengenakan pakaian yang benar-benar anggun.
Jika dipandang dari segi 'politik' mereka semua tergabung
dalam sebuah 'organisasi' yang Ishma kagumi, PKS.
Partai-Keadilan-Sejahtera. Namun cara pandang tiap orang berbeda bukan?
Karena setiap orang ada pada sudut-sudut tersendiri. Seandainya saja
tiap orang bisa tidak memandang hanya dari segi 'perpolitikan' tapi
dari segi lain yang lebih indah. Seandainya. Namun, inilah hidup kan?
Ishma salah satu dari sekian banyak anak-yang-juga-beberapa-di
antaranya-teman-Ishma yang hampir dari kecil mengikuti
kegiatan-kegiatan partai ini di daerah Ishma. Mulai dari jalan santai,
peringatan milad, sampai kampanye (meskipun saat itu Ishma belum tau
apa itu kampanye). Ishma tidak pernah menganggap ini sebagai kegiatan
sebuah 'parpol' (toh saat itu Ishma juga tidak tahu apa itu
parpol), tapi sebagai kebersamaan dalam persaudaraan (ukhuwah). Ishma
pun tidak pernah dididik secara paksa untuk menjadi politikus dari PKS
atau semacamnya, tapi Ishma menyukainya, bukan sebagai politikus, tapi
lagi-lagi sebagai anak yang melihat PKS dari segi kebersamaannya.
Ishma. seringkali membaca berbagai artikel di website PKS, hingga Ishma melihat pendapat pembaca di komentar salah satu artikel, begini katanya,
"Jangan bawa-bawa nama agama untuk menambah ketenaran atau mendapat nilai tambah dari masyarakat, bla-bla-bla..."
Sebenarnya Ishma tahu diri, untuk menanggapi komentar ini, tapi komentar ini benar-benar telah menggunggah Ishma untuk memberikan sudut pandang yang berbeda bagi orang-orang yang berpendapat sama dengan peng-komentar tersebut.
Begini, bagi Ishma justru karena agama-lah PKS terbentuk.
Jika bukan karena Islam, maka tidak perlu tiap anak-anak
kader, kader yang tergolong masih muda, hingga simpatisan, di tarbiyah
(semacam pembelajaran) untuk lebih dalam mengenal islam. Tidak perlu
repot-repot mendata semua orang yang berkecimpung dalam pembelajaran
ini. Juga tdak perlu repot-repot menjadi guru yang 'tidak digaji' secara
material.Tapi ini semua justru dilakukan dan menurut Ishma inilah
pondasi awal untuk membentuk sebuah kader yang berkualitas nantinya.
Semua Karena Allah.
yah, Semua Karena Allah.
Namun begini, Ishma menyangkal bahwa PKS terkhusus hanya bagi para muslim. Tentu Tidak. Karena tidak pernah ada paksaan untuk memilih agama masing-masing. Pada zaman ke-khalifahan Rasulullah SAW saja orang-orang yang belum menganut islam tidak pernah dipaksa bukan? Begitu juga PKS. Semua bebas memilih-bebas menetukan-bebas berpendapat- tapi tidak pernah bebas untuk mempertanggung jawabkan.
oleh: Maryam Ishmatullah
sumber:http://ishmaryam.blogspot.com/2013/04/semua-karena-allah.html
0 comments:
Posting Komentar