05/16/13 - )|( PKS Bae Kudus
Headlines News :

Divide et Impera, Ada Yang Tepuk Tangan.....

Kamis, 16 Mei 2013 | 11.07


PKS boleh kalak telak dan babak belur dihantam pemberitaan media. Tapi di lapangan, faktanya bicara lain. Tetap saja kepercayaan kepada orang tak mudah lekang. Di tengah tendensi miring akibat propaganda sejumlah media, memang tak sedikit orang yang terhasut untuk menghakimi dan memvonis PKS.

Namun ternyata masih lebih banyak lagi yang tetap percaya dan menaruh simpati pada partai Islam terbesar di tanah air ini.

Sebabnya sederhana. Mereka terpesona dan jatuh cinta pada perangai teman kerja mereka, tetangga mereka atau kerabat keluarga mereka yang ternyata terbina di PKS.

Mereka tahu bahwa di kantornya, yang dikenal idealis, betul-betul bersikap bersih dan jujur ya “orang-orang PKS”. Yang menolak duit yang bukan haknya, yang syubhat apalagi haram, ya “orang PKS”. Yang di sela waktu senggangnya tak lupa membaca Qu’ran mungilnya. Yang di tengah kesibukan, menyempatkan diri melazimkan dhuha. Yang selalu teguh menjaga shalat jamaahnya, dari subuh sampai ke isya. Meski yang demikian bukan cuma “orang PKS” saja, namun dalam benak banyak orang, yang tipikalnya begituan ya “orang PKS”.

Dalam beberapa diskusi, sejumlah teman –yang jelas-jelas bukan kader PKS- mengatakan, “Di kantorku itu, yang jelas kelihatan orang baik dan bersih itu ya kader PKS. Sepeser pun mereka nggak mau terima ‘uang nggak jelas’. Makanya nggak mungkinlah guru mereka begitu. ” Yang lain mengatakan, “Ah, belum tentu PKS yang salah, dari awal aja udah banyak kejanggalan.” Seorang yang lain menimpali, “Iya, kalau giliran LHI, cepat KPK menahan walaupun bukan tertangkap tangan, sementara Andi sama Anas udah sama-sama tersangka masih melenggang bebas. Century malah nggak selesai-selesai. Entah sudah berapa tahun.”

Begitulah pendapat rakyat awam yang jauh dari hingar-bingar keriuhan politik. Rupanya kebanyakan teman juga tak serta merta “mengimani” ayat-ayat TV One, Metro TV atau Majalah Tempo.

Mayoritas mereka juga tak mengamini komentar sebagian pengamat politik yang mengatakan pamor PKS akan lekas runtuh dan terjun bebas. Mereka malah secara arif dan bijak mengatakan, “Belum tentu PKS jatuh. Kalau nanti LHI terbukti nggak bersalah, semakin mantaplah citra PKS. Tapi memang kalau terbukti, secara citra, habislah PKS.”

Makanya dari bincang-bincang awam itu, saya dan teman-teman bersepakat bahwa proses hukum harus berjalan. KPK menyita, menahan atau melakukan tindakan hukum apapun, haruslah kita dukung. Apalagi PKS sudah menyambut kedatangan tim penyidik KPK, lengkap dengan spanduk selamat datang. Syaratnya sederhana: datanglah sesuai hukum dan akhlak mulia. Bawa kartu identitas dan surat perintah penyitaan. Setelah itu tak ada lagi yang perlu diperdebatkan.

Akan tetapi, semua ini terkesan begitu besar. PKS dihasut untuk “dikesankan” memusuhi KPK. Tim KPK pun dihasut untuk “dikesankan” mengobok-obok partai dakwah itu.

Judul berita di televisi, koran dan media online kian lebay. KPK Versus PKS. PKS Melawan KPK. Konflik KPK dan PKS. Padahal, kalaupun ada, yang bersitegang adalah DPP PKS dengan oknum KPK, dalam hal ini Juru Bicaranya, Johan Budi yang bukan sarjana hukum, mantan jurnalis Tempo, yang dianggap kerap berbohong dalam statement-statementnya untuk mencemarkan nama baik PKS.

Dari awal juga, PKS tak punya niat melindungi atau membela mati-matian LHI. Kader-kader PKS dilarang bicara mengenai kasus LHI, kecuali yang resmi diungkapkan oleh tim kuasa hukum LHI sendiri. Jadi, wajar saya kira ketika Fahri Hamzah, Wasekjen PKS yang aktivis reformasi ’98 dan pendiri Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) itu mengatakan bahwa PKS harus melawan totalitarianisme ketika KPK melakukan “festivalisasi pemberantasan korupsi”.

Apalagi melihat media mati-matian mengekor pernyataan Johan Budi. Lalu muncullah stigma PKS melemahkan KPK. PKS melakukan kriminalisasi kepada KPK. Sampai Tempo bela-belain membuat survey partai apa yang “dianggap” terkorup. Dan tebak hasilnya, bersama Demokrat, PKS menjadi juara. Bukankah sangat aneh, predikat terkorup berdasarkan “anggapan publik” yang sesungguhnya anggapan publik itu mereka kontruksi melalui penggiringan opini dalam berita-beritanya?

Padahal faktanya, kader PKS sampai hari ini belum ada yang diputuskan bersalah menjadi terpidana korupsi. Sementara juara asli kompetisi korupsi, Partai Golkar berdasarkan survey malah dianggap relatif bersih dan elektabilitasnya meningkat. Pembodohan macam apa ini?

Teman saya yang sudah menonton film dokumenter “Di Balik Frekuensi” menyatakan maklum saja kalau media kita begitu. Karena telah terjadi oligarki pada pilar keempat demokrasi ini.

Di tv merah, tak dikenal istilah lumpur Lapindo, yang ada hanya lumpur Sidoarjo.

Sementara di tv biru, bicara kebebasan bersuara hanya ada pada iklan-iklan suci restorasi.

Masing-masingnya punya jagoan masing-masing. “Kalau Tempo, entah sudah berapa edisi lagi yang disiapkan untuk tema khusus membahas PKS,” ujarnya suatu kali.

Makanya, KPK harus bekerja lebih cepat, putuskan segera status LHI itu. Memang maling atau bukan. Kalau kasus ini diulur-ulur, terus terang kita harus maklum kalau ada yang menyebut kasus ini penuh dengan nuansa politis. Apalagi kalau baru dikhatamkan pasca Pemilu 2014.

Solusinya sebenarnya tak rumit-rumit amat. KPK bekerjalah yang jujur, objektif dan tanpa intervensi. Tajamkan lagi ujung tombakmu. Jangan hanya tajam ke bawah, tumpul ke atas. Sementara PKS, bila nanti LHI terbukti bersalah, introspeksi dirilah. Lakukan evaluasi dan taubat. Karena sebaik-baik orang bersalah adalah orang-orang yang bertaubat.

Yang dikhawatirkan oleh publik, peristiwa ini adalah politik devide et impera gaya penjajah Belanda. Konspirasi untuk membelah Indonesia, untuk meruntuhkan pejuang anti korupsi Indonesia.

Mau tidak mau, perseteruan yang diciptakan ini akan menjatuhkan KPK dan PKS secara bersamaan. Sampai-sampai lembaga –yang mengaku anti korupsi tapi menolak hukuman mati untuk koruptor- Indonesia Corruption Watch (ICW) penerima suntikan dana asing dari Bloomberg itu mengancam akan membubarkan PKS.

Selama ini, KPK adalah harapan seluruh rakyat untuk memberantas korupsi seantero negeri. Sejauh itu pula, PKS menjadi harapan yang tersisa untuk perbaikan pengelolaan negeri ini. PKS adalah partai yang paling banyak melaporkan penerimaan gratifikasi ke KPK. PKS pula yang dikenal paling getol menolak suap. “Meskipun nggak sempurna, mendinganlah pilih PKS daripada yang lain,“ teman yang lain berpendapat di kesempatan berbeda.

Opini publik akan digiring pada pesimisme perbaikan. Pilihannya ada dua. Satu, KPK ternyata sama saja dengan penegak hukum lain seperti Kepolisian dan Kejaksaan yang mudah goyah oleh godaan dunia. “Ah, tidak ada lagi yang bisa dipercaya di negeri ini. Hukum menjadi tumpul ketika bertemu kekuasaan.” Dua, PKS itu munafik. Sama saja dengan partai lain. Bedanya dia membawa-bawa jargon agama. Kedua pilihan ini sesungguhnya adalah duka bagi bangsa Indonesia.

Maka, di luar sana, jauh dari keriuhan ini, ada yang bertepuk tangan, berpesta pora sambil mengisap cerutu kapitalismenya. Di luar sana, koruptor sejati tersenyum bahagia melihat lawan mereka saling serang satu sama lain. “Haha, Indonesia tetap dalam genggamanku. Merdeka!”

sumber:http://politik.kompasiana.com/2013/05/14/kpk-pks-dan-politik-devide-et-impera-560208.html

PKS Memang Cuci Otak Para Kadernya





Beberapa hari ini, berita tentang PKS dimedia kembali menghangat, lanjutan dari episode sinetron kasus LHI, semakin menarik karena salah seorang artis dipaksakan untuk dikaitkan, akhirnya semakin seksi untuk dikomentari. Saya mengikuti berita melalui media online, dan juga ikut membaca beberapa komentar dibawahnya, pro dan kontra muncul, bahkan ada yang berkomentar bahwa perlu diwaspadai PKS melakukan cuci otak terhadap kader-kadernya, karena kader-kader PKS diduga semakin militan saat pimpinannya ditangkap dan dizhalimi.
Entah mengapa, saya agak terusik dengan frasa “cuci otak” ini, padahal saya bukan siapa-siapanya PKS, bukan pengurus PKS, cuma simpatik berat dengan PKS, karena kader-kadernya sejak awal kuliah membina saya. Saya mendapatkan pencerahan dan manfaat yang sangat besar, ketika Allah mempertemukan saya dengan para kader PKS. Semoga saya dan keluarga bisa istiqomah, berjuang dalam barisan orang-orang yang mengutamakan Cinta, Kerja dan Harmoni ini. Amin ya robbil alamin.

Nah, pertanyaan selanjutnya adalah, apakah saya dan keluarga merasakan otak saya dicuci oleh kader-kader PKS, sehingga buta mata hati dan fikiran serta membela membabi buta ketika PKS dipojokkan, pimpinannya ditangkap, dibully dimedia, dan seterusnya. 

 

Ceritaku.. 

Untuk menjawabnya, izinkan saya bercerita pengalaman saya dengan kader-kader PKS wabil khusus pertemuan-pertemuan saya dengan pengajian-pengajian dan acara-acara yang diadakan oleh kader-kader PKS. Sejak awal kuliah, saya ikut proses pembinaan yang diadakan rutin setiap pekan, sesekali diadakan Dauroh (pelatihan) dengan berbagai tema, dan juga dilibatkan dalam mengelola beberapa aktivitas dakwah, Saat itu belum ada partai.

Begitu telatennya mereka membina kami, setiap pekan didatangi, diberi arahan, dibantu kuliahnya, dibantu mencarikan rumah, dibantu dalam segala urusan, bahkan jika uang kiriman dari orang tua terhambat, hal ini juga bisa dikonsultasikan ke murobbi (pembina).

Saya punya pengalaman unik, murobbi saya pernah mendatangi saya ke kost-kostan pada jam sholat shubuh (sebenarnya dia baru pulang dari masjid sholat shubuh berjama’ah), padahal rumahnya berlawanan arah dengan rumah saya dari masjid. Sepertinya dia tidak melihat saya sholat shubuh berjama’ah di masjid, maka dia mengecek saya ke rumah. dan apa yang terjadi?…saya gelagapan , karena masih tertidur, jadi belum sholat shubuh…:) :(

Begitulah, salah satu cara mereka dalam membina kami, agar kami sholat shubuh berjama’ah di masjid, atau paling tidak sholat diawal waktu, dengan cara yang tepat mengajak kami untuk melakukan amal sholeh. Ada pula program tahajud call, dimana sekitar jam 02.00 malam, kami satu persatu ditelepon oleh murobbi kami, atau teman sekelompok pengajian untuk dibangunkan agar mudah melaksanakan sholat tahajjud.

Ada pula, ifthor jama’i (berbuka puasa bersama) pada hari Senin dan Kamis, agar kami terbiasa melaksanakan sunnah, ada pula bertukar hadiah, tadabur alam, rihlah (wisata), outbound, olah raga …..itu semua dalam kerangka mentadaburi ayat-ayat Allah yang terhampar dimuka bumi ini.

Dari Jambi saya merantau ke Bogor, proses merantau inipun dikonsultasikan ke murobbi, sehingga bisa diberikan masukan konstuktif untuk kebaikan bersama, saya dibekali surat mutasi, sehingga saat sampai di Bogor sudah ada yang menunggu dan menjemput, dan ajaibnya seolah-olah kita berdialog, berinteraksi seperti orang yang sudah kenal lama, dan selanjutnya saya ditempatkan kembali dalam grup pengajian yang telah ditentukan. Budaya yang dulu saya dapatkan, juga saya temukan di Bogor, kami diminta aktif dikampus, mengelola dakwah, mengorganisasi aktivitas mahasiswa, asrama, masjid, dll.

Dari Bogor saya pindah ke Jakarta. Saya kembali dibekali surat mutasi sehingga langsung bergabung dengan teman-teman di Jakarta. Meneruskan budaya yang sama dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar. Saat di Jakarta ini pulalah, ada kenangan special yang tidak bisa dilupakan, dimana murobbi saya membantu dengan sepenuh hati (moril dan materil) proses pernikahan saya, padahal saya adalah anak perantauan dari Riau yang tidak mempunyai keluarga di Jakarta. Namun, percaya atau tidak, teman-teman grup pengajian saya mengurusi pernikahan saya, seolah-olah saya, adalah saudara kandung mereka, sampai akhirnya proses pernikahan berjalan lancar.

Di Jakarta saya bekerja, menikah, mempunyai anak-anak dan menetap sekitar 9 tahun, dan sampai pada episode selanjutnya, kami sekeluarga merantau ke Jerman. dari Jakarta kami dibekali selembar surat “sakti” yang sudah saya rasakan saktinya ketika pindah ke Bogor dan Jakarta. Ternyata hal yang sama juga saya rasakan ketika pindah ke Jerman, surat sakti tersebut, benar-benar sangat sakti dan membantu adaptasi kami dinegeri orang yang jauh dari keluarga dan muslim adalah minoritas.

Kami diterima seperti keluarga yang sudah lama tidak bertemu, kami dibantu urusan visa, rumah, sekolah anak-anak, studi dan semua aspek diurus, dan mereka ini adalah kader-kader PKS. Jadi, kalau ada orang yang berpandangan tidak relevan PKS disebut sebagai partai dakwah, saya dan keluarga sudah membuktikan dan merasakan bahwa politik bagi PKS hanya bagian dari aktivitasnya, dan jauh lebih banyak urusan lainnya yang juga dikelola dengan baik dan konsisten oleh PKS. bahkan ketika kami sudah mempunyai anak-anak, ada panduan yang dibuat dengan matang tentang pendidikan anak-anak, yang diberi nama Tarbiyah Anak Kader, Proses pembinaan yang dirancang agar anak-anak menjadi pribadi yang sholeh, cerdas dan bermanfaat bagi orang tuanya, bangsa dan agamanya.

Singkat cerita PKS mengurusi sejak dari anak-anak, remaja, dewasa, menikah, punya anak, sampai meninggalpun juga diurusi oleh kader-kader PKS. Coba partai mana yang mempunyai bidang khusus yang mengurusi pernikahan, keluarga dan anak-anak para kadernya, serta anak-anak muslim lainnya.


Kembali pada topik, benarkah PKS melakukan cuci otak?


Coba anda tarik sendiri kesimpulan, dari cerita saya diatas, apakah saya dan keluarga dicuci otaknya?, kalau kita mau berkata jujur, terlihat dengan jelas, tidak ada proses cuci otak, yang ada adalah jiwa-jiwa kami dicuci dari kejelekan, dan diajak untuk amar ma’ruf nahi mungkar, dengan rasa cinta, dilayani secara konsisten oleh kader-kader PKS. Bisa jadi awalnya kami ikut-ikutan, atau terbawa oleh lingkungan, namun seiring dengan waktu, kami sadar inilah jalan yang baik dan benar, bahkan kami juga ingin menyebarkan cinta-cinta kami kepada semakin banyak orang, untuk ikut dalam pengajian-pengajian kami, agar kami bisa berbagi cinta kepada khalayak ramai, sehingga kami memimpikan orang-orang yang cerdas yang mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anak bangsa, dan muslim yang baik.

Saya merasakan proses pembinaan yang dilakukan oleh kader PKS adalah proses menjadikan orang-orang yang cerdas semakin cerdas, dianjurkan semakin banyak membaca, semakin banyak tahu, dan saya melihat langsung kader-kader PKS banyak sekali yang berpendidikan tinggi, apalagi di Jerman, rata-rata mereka adalah mahasiswa mulai dari S1 sampai S3, ada yang bekerja secara profesional dengan disiplin ilmu yang dalam dan specifik, bahkan banyak dari mereka adalah orang-orang yang sangat beprestasi dibidangnya masing-masing.

Saya ikut dalam pengajian-pengajiannya mereka, saya melihat mereka rela merogoh kantong untuk membiayai dakwah mereka, juga mengalokasikan waktu akhir pekan mereka untuk ikut pengajian, mengelola masjid, mengelola pengajian kota, mengisi pengajian , rapat, dauroh, dan seabrek kegiatan dakwah dan sosial lainnya, dalam rangka memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat.

Pengajian-pengajian di Jerman, tidak mudah dilaksanakan layaknya di Indonesia, saya pernah diajak seorang sahabat untuk ikut pengajian, dan ternyata antar kota, saya tinggal di Hannover (bagian baratnya Jerman), dan ternyata saya diajak ikut pengajian di kota Dresden (bagian timurnya Jerman), yang berjarak 373 km dari kota saya, atau kalau naik kereta ekonomi, lama perjalanannya sekitar +/- 7 jam perjalanan sekali perjalanan, dan ternyata lagi, mereka datang ke Dresden, bukan hanya dari Hannover, tapi juga ada dari kota lainnya, seperti Berlin dan Erfurt. Pengajian ini mereka adakan setiap dua pekan, mereka rutin bertemu, dengan biaya sendiri.

Saya juga pernah diikutkan dalam dauroh se-Eropa yang diadakan disalah satu kota di Jerman, pesertanya dari beberapa negara di Eropa, panitia menyewa hotel untuk tempat acara dan penginapan, dan belakangan saya baru tahu, panitia merogoh kantongnya lebih dari 9.000 euro (+/- Rp. 108jt). Dari mana mereka dapatkan uang sebesar itu?, ternyata para kader yang sudah bekerja diminta pengorbanan hartanya, sebagian dari gaji mereka diinfaqkan untuk dakwah, salah satunya untuk dauroh ini. Termasuk juga mengongkosi sebagian student yang tidak bisa ikut acara karena tidak ada ongkos.

Coba anda bayangkan, mungkinkah mereka, para Associate Profesor, calon profesor, doktor, master dan orang-orang cerdas ini, bergerak karena otaknya sudah disalah gunakan PKS?, anda sendiri yang bisa menjawab, bahkan saking semangatnya mereka, saya pernah mendengar kata-kata “PKS itu hanya wajihah/kendaraan”, kalaupun PKS dibubarkan, atau dibekukan, dakwah kami tetap berjalan, dan tidak akan memudar”.

Begitulah semangat mereka dalam berdakwah, walaupun muslim minoritas di Jerman, dan terpisah-pisah antar kota, namun mereka, karena cintanya kepada Allah dan Rasulullah SAW, mereka terus bergerak seolah-olah tidak pernah capek, untuk menyebarkan cinta kepada ummat muslim dimanapun berada.

Jadi, kalau anda percaya kader-kader PKS telah dicuci otaknya, bisa jadi benar, PKS telah mencuci hati-hati para kadernya, sehingga Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, telah mengerakkan hati dan fisik mereka untuk bekerja, memberi cinta dan mengidamkan terjadinya pribadi, keluarga, lingkungan, masyarakat, negara bahkan dunia yang harmoni, jiwa-jiwa yang selamat dunia dan akhirat.Amin ya robbil alamin.


Jaharuddin Hannover,  Musim bunga (Cinta) di Jerman, 5052013

http://m.kompasiana.com
sumber:http://www.pkssumut.or.id/2013/05/pks-mencuci-otak-para-kadernya.html

Langkah Kuda PKS, Berpikir yang Tidak Dipikirkan Orang Lain

 
Menarik untuk mencermati langkah-langkah yang diambil oleh PKS akhir-akhir ini. Setelah lebih kurang 3 bulan lamanya, sejak penahanan mantan Presiden PKS, para elitnya membatasi diri untuk tidak memberikan komentar sedikitpun terhadap kasus yang sedang dialami oleh LHI. 

Namun saat ini, setelah kejadian upaya penyitaan yang dilakukan oleh KPK terhadap mobil-mobil yang diduga berkaitan dengan LHI di kantor DPP PKS, seolah telah merubah pola permainan PKS 180 derajat dari strategi yang sebelumnya dilakukan. 

Mengakomodasi prinsip Tsun Zhu dalam bukunya, “The Art Of War”. “Pertahanan yang terbaik adalah menyerang”. Maka menyerang, itulah strategi yang diterapkan PKS dalam kasus yang menimpa mantan presidennya saat ini.

Padahal, seandainya kita berfikir sejenak, strategi yang dilakukan PKS sebelumnya terlihat berjalan cukup efektif. Setidaknya ada beberapa indikator yang menunjukkan tentang efektifitas langkah yang diambil PKS tersebut. 

Yang pertama, tidak terjadinya demoralisasi secara massif terhadap kader dan konstituennya. Bahkan kalangan kader dan grass rootnya terlihat semakin solid dalam melakukan kerja kepartaiannya. Yang kedua, dimenangkannya pilkada di dua provinsi besar, yaitu jawa barat dan Sumatra utara. 

Walaupun hal ini dibantah oleh banyak pengamat bahwa peran partai sangat kecil dalam kemenangan suatu pilkada, namun disinilah penulis banyak melihat ketidak konsistenan konstruksi berfikir para pengamat. Sebagai contoh, mereka memandang kekalahan dede yusuf dalam pilkada jabar sangat dipengaruhi oleh buruknya pencitraan media terhadap partai yang mengusung dede yusuf yaitu PD. Akan tetapi berbalik di dalam mensikapi kemenangan Aher, mereka menafikan adanya pengaruh partai terhadap partai yang mengusung Aher, yaitu PKS.

Kembali kepada perubahan strategi yang saat ini diambil oleh PKS. Penulis melihat, seolah pilihan politik yang diambil PKS ini sangat berlawanan terhadap konstruksi arus berfikir publik.

Tindakan PKS yang melaporkan beberapa “oknum” KPK kepada mabes Polri, terkesan PKS sedang kehilangan nalar politiknya. Sehingga banyak memunculkan komentar baik dari kalangan pengamat maupun dari sesama aktivis politik lainnya seperti, “PKS sedang berupaya melakukan kriminalisasi terhadap KPK”, “PKS sedang melakukan bunuh diri politik”, “PKS akan ditinggalkan pemilihnya pada 2014 nanti”, dan segala macam bentuk komentar lainnya. 

Kehadiran sekjen PKS bersama koleganya ke mabes Polri, seolah mengkonfirmasi kepada public bahwa mereka sangat meyakini dengan mantap langkah yang sedang mereka tempuh meskipun berlawanan dengan arus public.

Apakah ini menunjukkan bahwa keputusan PKS yang diambil oleh para elitnya adalah keputusan yang tidak cerdas, emosional dan tidak berdasar logika yang sehat?. Penulis yakin, para elit PKS tentu tidak sebodoh dan sedangkal itu cara berfikirnya. Mungkin inilah cara PKS dalam berstrategi, sebagaimana yang dikatakan Presidennya yang baru, Anis Matta,”kita berfikir tidak mengikuti sebagaimana kebanyakan orang maupun pengamat berfikir”.

Lalu apa sebenarnya yang melatar belakangi, sehingga PKS nampak begitu percaya diri untuk menerjang arus public yang selama ini memposisikan KPK sebagai lembaga yang”sakral”?. Maka kemudian, pihak manapun yang berdiri berhadapan dengan institusi KPK, dipandang sebagai upaya pelemahan terhadap lembaga super body tersebut atau bahasa lain, “corruptor fight back”. 

Dari sudut inilah, maka penulis mencoba untuk menyelami, bagaimana konstruksi berfikir PKS dengan sudut pandang yang berbeda.

Yang pertama, hubungan antara elit PKS maupun para kadernya, memiliki ikatan kepercayaan yang sangat kuat. Kalangan kader grass root memandang, keputusan apapun yang diambil oleh pemimpinnya akan berimplikasi pada kemaslahatan bersama meskipun keputusan itu melawan arus public. Sehingga apapun dampak yang akan muncul di kemudian hari, mereka akan siap menghadapinya. Dan setiap kader akan berfungsi sebagai supporting system untuk memenangkan opini public yang diambil oleh para elitnya.

Yang kedua, PKS ingin menunjukkan diri kepada public sebagai partai yang berkarakter. 

Saat ini hampir tidak ada satu institusipun yang berani berhadapan secara frontal dengan KPK meskipun pihak yang melakukan kesalahan adalah KPK. 

Apa lagi Partai Politik, karena bagi mereka, upaya untuk melawan KPK sama saja menggali kuburan mereka sendiri terutama ketika semakin mendekati pemilu. 

Maka dari sini penulis meyakini, konsistensi PKS untuk melakukan otokritik terhadap KPK suatu saat akan mampu membuka dan membalikkan mata public dalam memandang KPK. 

Apa lagi upaya pembentukan opini public ini didukung oleh seluruh kadernya yang konon berjumlah 1,5 juta orang. Seandainya pembentukan public opini ini dilakukan secara massif oleh seluruh kadernya baik melalui forum diskusi, obrolan warung kopi, social media dan lain sebagainya, maka hanya masalah waktu bagi PKS untuk memetik hasilnya.

Ketiga, PKS ingin melakukan edukasi terhadap masyarakat termasuk para pengamat politik. Bahwa di dalam Negara demokrasi, tidak boleh ada satu institusipun yang berjalan tanpa kontrol, termasuk institusi hukum. 

Karena kekuasaan yang tanpa control bisa menimbulkan tindakan “abuse of power”. Lembaga tersebut bisa digunakan untuk menekan lawan politik, pelanggaran terhadap hak-hak individu dan lain sebagainya. 

Dukungan terhadap pemberantasan korupsi tidak berarti kita harus menutup mata terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh lembaga pemberantas korupsi tersebut. Harus ada kritik dan pengawasan dari masyarakat agar mereka terhindar dari tindakan abuse of power.

Setidaknya dalam jangka pendek, penulis mengamati efektivitas perubahan strategi yang dilakukan oleh PKS. Ini terlihat dari tidak berkembangnya isu liar secara massif tentang opini pembubaran PKS  yang dilakukan pertama kali oleh ICW. Maka upaya PKS ini harus kita acungi jempol. 

Keberanian mereka untuk melawan arus opini public menunjukan bahwa PKS adalah partai yang berkarakter dan tidak pragmatis. Masih ada waktu setahun bagi kita untuk melihat, apakah PKS akan sukses memetik hasil dari strateginya pada pemilu 2014 nanti? Wallahu ‘alam Bishshowab

Mas Toto
Komunitas Indonesia PFootscray, Melbourne

sumber:http://politik.kompasiana.com/2013/05/16/langkah-kuda-pks-560766.html

Putar Balik Fakta, Bukan Wartawan Yang dipukuli tapi Pengawal Ust. Hilmi Yang Dipukuli

 pengawal ustad hilmi dikeroyok
Ustadz Hilmi (UH) keluar dari ruangan KPK kira-kira pada jam 15.00 WIB. Namun Tim pengamanan tidak bisa menjemput UH dari lobby karena puluhan wartawan sudah memenuhi dan mencegat di depan pintu, sepanjang kiri kanan railing dan di bawah tangga.

Upaya untuk mencari akses jalan alternatif gagal karena UH hanya boleh keluar dari pintu yang sudah dikerubuti wartawan.

Petugas security KPK tidak berusaha mengantisipasi dan mencegah kekacauan, hanya mengantar Ustadz Hilmi sampai railing pintu masuk. Ketika mobil penjemput sudah bersiap di depan pintu, tim pengamanan yang ada di luar berinisiatif membuka kerumunan wartawan, agar UH tidak terdesak dan terbentur kamera dan mikrofon wartawan.

Namun tim pengamanan yang berada di luar kerumunan terhalang puluhan wartawan yang tidak terkendali dan terus merangsek dan mengepung UH. Beberapa wartawan bahkan menerobos railing dan membuat UH semakin terdesak.

UH tertahan dihadang wartawan. Sempat berbicara, direkam, difoto dan disorot kamera. UH dengan susah payah menuruni tangga, namun terus didesak. Akhirnya terjadi saling desak karena tim pengamanan berusaha memberi jalan agar UH sampai ke mobil.

Wartawan semakin provokatif, dengan kata-kata makian maupun dengan tendangan kaki. Mereka juga berteriak copet.copettt. Ada juga yg berteriak "sikaat... hajaar... Apa lu ini bukan markas elu".
Pertanyaan wartawan juga kasar, "Waktu diperiksa, Ustadz Hilimi terkencing-kencing nggak?" Dan pertanyaan-pertanyan lain yang menyudutkan.

Kameramen dan fotografer makin kalap menyorotkan kamera sambil beteriak-teriak, menunjuk-nunjuk, menendang, menyodok dan membenturkan kamera, tripod dan mikrofon kepada tim pengamanan yang berusaha memberi jalan UH

Beberapa orang berbaju batik yang merekam dengan BB juga berteriak-teriak, dicurigai sebagai provokator. Tim pengamanan yang mencoba membuka jalan dari belakang wartawan dan berusaha menembus kerumunan namun dipukuli puluhan kali dengan mikrofon maupun dengan kamera.

Tim pengamanan juga terpaksa melompat railing karena ingin menyelamatkan UH. Karena kalo dibiarkan UH bisa jatuh di undak-undakan, atau terbentur kamera dan mikrofon yang semakin merangsek.

Tim pengaman mencoba persuasif, "tolong hoi ini orang tua!" dll. Agar wartawan minggir dan tidak menghalangi pintu mobil. Petugas pengamanan terus berusaha membuka pintu dengan susah payah. Akhirnya pintu bisa dibuka, ustadz masuk mobil dan meninggalkan KPK.

Namun tiba2 terjadi kekacauan. Wartawan melampiaskan kemarahannya secara membabi buta. Seorang anggota tim pengamanan bernama RN dipukul kamera (kena bibir atas), diteriaki, ditendang dan dipukuli puluhan wartawan. RN mengalami luka di bibir atas serta memar di jari tangannya (karena menangkis dan melindungi kepalanya).

RN beberapa kali jatuh terduduk dan melindungi kepalanya. Para wartawan berteriak-teriak dengan kasar, menyebut anjing dll.

RN lari karena keselamatannya terancam. RN sempat beberapa kali jatuh, ditendang, dipukul dan diinjak-injak. TF berusaha melindungi RN, namun juga kena pukul dan tendangan.

RN diselamatkan dan dilindungi oleh petugas kepolisian berpakaian preman dan dibawa ke pos security Jasa Raharja di samping Gedung KPK. RN didampingi kawan-kawannya dibawa ke Polsek Setiabudi, bukan untuk ditahan tetapi dimintai keterangan dan akan dibantu kalau akan melakukan penuntutan.

Awalnya petugas polisi mengira kalau RN dkk ini adalah aparat. Namun dijelaskan bahwa mereka adalah tim pengamanan PKS. Akhirnya RN dkk diizinkan pulang.
Sempat beredar kabar bahwa yang terjadi adalah wartawan dikeroyok tim pengawal UH. Namun faktanya adalah wartawan sudah menunjukkan puncak kebenciannya dan melakukan tindakan premanisme yang memalukan.

Anda bisa melihat beritanya disini, walaupun pengisi suaranya membalikkan fakta, tetapi video ini berbicara bahwa pengawal ustad Hilmi Aminuddin dikeroyok bukan sebaliknya mengroyok atau adu jotos.





Lihatlah, begitu benci dan marahnya wartawan preman itu kepada kader PKS, masihkah kita mempercayai hasil berita mereka yang selalu memojokkan PKS? Karena kabar kebencian pasti menghasilakan berita yang menyesatkan.
(berbagai sumber/suaranews)

Metro TV (sengaja) Salah Ketik Soal Sikap PKS Terhadap Kenaikan BBM

Metro TV (sengaja) salah ketik soal sikap PKS terhadap kenaikan BBM.

PKS tidak pernah menyatakan mendukung kenaikan BBM.

Tetapi secara konsisten PKS menolak kenaikan BBM.

Dalam acara di Metro Tv, Andi Rahmat anggota DPR dari PKS memprotes tayangan tabel tersebut.


sumber:http://www.pkssumut.or.id/2013/05/video-metro-tv-salah-ketik-soal-sikap.html

Dari Mana Sumber Dana PKS?



by @MahfudzSiddiq


1.    KPK terperangah aset mobil2 dinas PKS senilai 21M ? Hmm.. Pintu masuk bagus untuk mengenal PKS. #taaruf

2.    Info tambahan, PKS juga punya kantor milik sendiri di beberapa provinsi dan kabupaten/kota. Jika dinilai tentu total lebih dari 21M #taaruf

3.    Untuk operasional, PKS juga memberi tunjangan finansial bagi sejumlah pengurus yg full-time, baik DPP, DPW dan DPD. #taaruf

4.    Biaya operasional bulanan DPP misalnya 1 sd 1.5 M per-bulan, membiayai seluruh Bidang, Badan dan Departemen-2 serta rumah-tangga. #taaruf

5.    Untuk ukuran DPD di kabupaten/kota, biaya operasional bulanan mereka antara 50 sd 100 juta. Smntr tuk DPW sekitar 100 sd 200 juta. #taaruf

6.    Jadi tuk hitung biaya operasional total bulanan, jumlahkan saja DPP + 33 DPW + hampir 500 DPD. Pastinya sangat besar. #taaruf

7.    Sblm muncul sbg parpol pd 1999, PKS adalah gerakan dakwah yg juga terorganisir. Punya aset kantor, kendaraan dan biaya operasional. #taaruf

8.    Seingat saya sblm 1999, aset gerakan ini tidak kurang dari 5 kantor & 20-mobil serta sejumlah sepeda motor. Atas nama perorangan. #taaruf

9.    Semua aset gerakan dakwah sblm 1999 berasal dari infak dan wakaf banyak pihak yang terlibat, mendukung dan simpati dgn dakwah. #taaruf

10.    Skrg dr mana sumber dana utama PKS tuk biayai kegiatan2nya? Pertama infak rutin kader tiap pekan. Biasanya dihimpun saat pengajian. #taaruf

11.    Kami pun biasa menghimpun dana solidaritas bagi dunia Islam dan bantuan kemanusiaan dgn berbagai acara keumatan. #taaruf

12.    Tiap pekan per-group pengajian bisa himpun Rp 50-100 ribu. Kami saat ini punya lebih dr 200 ribu group bernama halaqah tarbawiyah. #taaruf

13.    Kedua, infak wajib bulanan anggota inti. Liputi iuran wajib & zakat penghasilan. Sbg contoh infak wajib bulanan saya 1.5 sd 2 juta. #taaruf

14.    Besaran infak wajib bulanan berbeda tiap anggota, sesuai besaran penghasilannya. Skrg ada 600 ribuan anggota inti. #taaruf

15.    Ketiga, zakat tahunan. Berupa zakat maal, zakat fitrah, infak dan shadaqah anggota. Biasanya dihimpun selama ramadhan. #taaruf

16.    Lemaba2 amil zakat yg dikelola kader PKS jg himpun zakat, infak & shadaqah dr masy untuk didistribusikan ke masy fakir-miskin. #taaruf

17.    Dr zakat maal tahunan anggota tsb terhimpun cukup besar. Tuk membantu anggota yg fuqara&masakin dan untuk program2 kemanusiaan. #taaruf

18.    Keempat, infak bulanan pejabat publik baik di legislatif maupun eksekutif. Anggota FPKS DPR tiap bulan bayar infak 20 juta ke DPP. #taaruf

19.    Ada 57 anggota di DPR, 200-an anggota DPRD Prov dan 2000-an anggota DPRD Kab/Kota. Besaran infak bulanannya berbeda2. #taaruf

20.    Sebagai contoh aleg DPRD kota/kab cirebon, infak bulanan sbg pejabat publik ke DPD sebesar Rp 3 juta. Jika ditotal pasti besar. #taaruf

21.    Kelima, ta'awun maali atau partisipasi pendanaan. Biasanya dilakukan jika ada kegiatan tertentu, musibah yg dialami anggota, dll. #taaruf

22.    Ta'awun maali bersifat sukarela termasuk jumlahnya. Bisa juga dilakukan dlm bentuk pinjaman lunak. #taaruf

23.    Sbg contoh di cirebon ada kader dokter pinjamkan dana 500 juta tuk bantu bangun kantor DPD. Tanpa bunga. #taaruf

24.    Kelima, kerjasama program. Kader2 PKS banyak yg kelola lembaga pendidikan, sosial, dakwah & bisnis. Mrk lakukan kerjasama program. #taaruf

25.    Misal BPR syariah milik kader kerjasama program dgn Bidang Ekonomi di PKS. Lembaga pendidikan dgn Departemen Pelajar di PKS, dst. #taaruf

26.    Keenam, dana bantuan keuangan parpol dari pemerintah setiap tahun berdasarkan perolehan suara pemilu. Lumayan besar-lah jumlahnya. #taaruf

27.    Ketujuh, hibah aset bergerak dari dermawan. Ada yg bantu motor, mobil, komputer, dll. Untuk kendaraan biasanya pakai nama pribadi. #taaruf

28.    Kedelapan, penyertaan modal untuk usaha/bisnis yg dikelola secara profesional oleh perorangan/perusahaan yg dilakukan bendahara. #taaruf

29.    Ini dilakukan krn UU mengatur parpol tdk boleh memiliki lembaga usaha/bisnis. #taaruf

30.    Itu sumber dan cara PKS menghimpun dana tuk biayai program-kegiatan yg putarannya harian dan sediakan fasilitas kerjanya. #taaruf

31.    Silakan Anda kunjungi kantor2 PKS di DPP, DPW, DPD, DPC dan DPRa. Perhatikan kesibukan kegiatan mereka yg tak henti siang-malam. #taaruf

32.    Ada satu lagi, yg kami sebut "da'mu dzati" atau pendanaan mandiri. Yaitu aktivitas yg diikuti dan didanai mandiri oleh kader. #taaruf

33.    Misalnya bulan ini sejumlah DPD adakan camping-ground/mukhayyam. Tiap anggota keluarkan Rp 200 ribuan untuk jadi peserta. #taaruf

34.    Atau rakor PIP PKS di Istanbul lalu. Semua perwakilan yg datang atas biaya sendiri. #taaruf

35.    Jadi ketika KPK terperangah melihat mobil2 PKS, saya maklum. Krn mereka belum mengenal kami. #taaruf

36.    Setiap Departemen, Bidang dan Badan di DPP PKS memang difasilitasi mobil operasional. Trmsk tuk Pres, Sekjen & Bendahara. #taaruf

37.    Ketika melihat petugas KPK geledah ruang kantor DPP PKS tuk lacak asal-muasal keuangan partai, hati saya sangat galau. #taaruf

38.    "Jika saja petugas2 itu tahu lembaran2 lusuh uang infak kader-2 kami yg mereka berikan dgn ikhlas tiap pekan, bulan & ramadhan.." #taaruf

39.    Makasih mbak "@anishidayah: Sedang nyimak TL pak @MahfudzSiddiq"

40.    Bukankah awalnya anda sdg selidiki uang 1 M di tangan AF yg diduga akan diberikan ke LHI ? Uang yg blm pernah sampai ke LHI itu ? #taaruf

41.    Lalu skrg anda usut kantor, mobil dan ruang2 kerja kami -- lalu diikuti premis "jika partai terlibat maka...". #taaruf

42.    Saudaraku.. Saya tahu ada yg ingin PKS bubar dgn delik korupsi-korporasi & bahkan target si A si B si C harus "masuk" sblm lebaran. #taaruf

43.    Saya pun kenal sejumlah orang di sekeliling Anda yang nyata tak suka kepada kami. Baik alasan politis maupun ideologis. #taaruf

44.    Anda bisa lakukan apa saja sesuai tafsir kewenangan dan hukum yang hanya Anda di atasnya. Berakrobat pun mampu Anda lakukan. #taaruf

45.    Sekali kami berupaya mengingatkan kesalahan kecil Anda. Toh kita manusia yg bisa lupa dan keliru? Tapi Anda sebut kami "melawan". #taaruf

46.    Meski akhirnya kami senang krn Anda perbaiki kekeliruan itu. Tp Anda mmg tak ingin merasa "kalah". Anda ingin tetap dilihat hebat. #taaruf

47.    Kali ini Anda datang dgn surat lengkap. Tapi baru kali ini pula Anda dikawal puluhan polisi bersenjata. #taaruf

48.    Saudaraku.. Kenalkan, kami ini gerakan dakwah. Partai hanyalah instrumen saat kami harus juga berjuang secara politik. #taaruf

49.    Harta kami yg sesungguhnya adalah hati, akal dan lisan kami... Yg dulu bergerak leluasa di atas kaki-kaki bersepatu seadanya. #taaruf

50.    Menghampiri manusia di manapun mereka tuk ikuti kebenaran Ilahi dan bangun hidup dalam kebaikan. Hanya hati, akal dan lisan kami! #taaruf

51.    Kalian bisa ambil semua rumah, kantor, mobil dan meja kami. Tapi sekali-kali kalian tak akan bisa rampas hati, akal dan lisan kami. #taaruf

52.    Kalian pun bisa penjarakan siapapun yang kalian kehendaki dari kami. Tapi sekali-kali tak bisa kalian jamah hati, akal & lisan kami #taaruf

53.    Kami akan kagum dan hormat kepada Anda ketika anda berani krn kejujuran. Tegas krn kebenaran. #taaruf

54.    Tapi nurani kami yg kami hidupkan di tengah malam sunyi selalu mengatakan sebaliknya. Ada awan gelap menyelimuti kalian. #taaruf

55.    Tapi kami harus katakan bahwa yang Anda lakukan adalah sunnah dalam jalan dakwah kami. Suatu yang akan selalu terjadi. #taaruf

56.    Sunnah itu akan memperbaiki dan memperkuat jalan dan barisan dakwah kami. Saat kalian sdh hampa wewenang dan kuasa. #taaruf

57.    Meski kalian sakiti kami, namun kami akan tetap mendoakan kalian. Masih panjang perjalanan dan waktu di depan. #taaruf

58.    Kami harus terus berdoa untuk kalian. Karena rakyat negeri ini masih menaruh harapan baik kepada Anda. Kami pun begitu. #taaruf

59.    Doa malamku: "Ya Allah Engkau Maha Tahu bahwa hati-hati kami tlah berhimpun atas dasar cinta kepada-MU... #taaruf

60.    "bersama bangun kebaikan dalam ketaatan kepada-MU. Dan bersatupadu dalam jalan dakwah-MU. Serta berjanji menyebarluaskan ayariatmu. #taaruf

61.    "Maka eratkanlah Ya Allah ikatan hati di antara kami. Langgengkan persaudaraannya. Dan tunjuki jalan dakwah kami.. #taaruf

62.    "Dan terangilah jalan kami dgn cahaya-MU yang tak pernah pudar & padam. Lapang dan tentramkan hati kami dgn keutamaan iman kpd-Mu.. #taaruf

63.    "Perindahlah tawakal kami kepada-MU. Hidupkan senantiasa kami dalam ma'rifat kpd-MU. Dan wafatkan kami dalam syahid di jalan-MU.. #taaruf

64.    "Sesungguhnya Engkau-lah tempat perlindungan dan pertolongan bagi kami.. Dan segala puji bagi-MU ya Rabb.." #taaruf

    
    Content from Twitter

Post Terpopuler

Arsip Blog

Total Tayangan Halaman

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. )|( PKS Bae Kudus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger