Tahun 2004 adalah awal kisah perjalanan saya mengenal PKS. Saya bukanlah
kader dakwah yang direkrut melalui kegiatan kampus, karena saya tidak
aktif di kegiatan kampus, bukan karena tidak hobi tetapi lebih karena
saya harus membiayai kuliah sendiri. Saya bekerja pagi sampai sore
kemudian malamnya kuliah. Artinya tidak ada kesempatan untuk aktif di
kegiatan kemahasiswaan, apalagi saya kuliah bukan universitas negeri.
Tahun 2004 saya semester akhir, karena ada salah satu dosen yang cukup
dekat dengan saya aktif menjadi pengurus di salah satu partai politik
(waktu itu partai no urut 9) dan beliau mencalonkan diri sebagai caleg
DPR-RI saya diminta untuk membantu dalam berbagai kegiatan sosialisasi
dan pengadaan alat peraga kampanye. Termasuk di tempat kos saya penuh
dengan bendera partai tersebut sehingga orang-orang menyangka saya
adalah kader partai tersebut.
Perjalanan waktu mendekati hari pemungutan suara saya di datangi oleh
salah seorang kader PKS yang dimediasi oleh salah seorang tetangga
tempat kost saya, intinya saya diminta menjadi saksi PKS. Saya menerima,
kemudian diundang dalam forum-forum pelatihan saksi PKS bersama
beberapa calon saksi yang lain.
Pada waktu itu saya adalah ketua salah satu club motor terbesar di
provinsi saya. Maklum, sebagai ketua club motor saya bergaul dan berbaur
dengan berbagai macam orang yang mempunyai latar belakang beragam. Dan
salah satu kebiasaan buruk yang masih saya lakukan saat itu adalah saya
masih merokok.
Tak canggung kader PKS yang mengajak saya menjadi saksi membelikan saya
sebungkus rokok ketika hari pemungutan suara dan tidak canggung pula
ketika kamar saya dan halaman rumah penuh bendera partai lain.
Ada beberapa pengalaman menarik ketika saya menjadi saksi PKS di TPS
tempat saya bertugas. Ada saksi lain dari partai Islam, ketika saya
merokok dia bertanya: “ lho mas kader PKS kok merokok”. Saya jawab,
“saya bukan kader PKS mbak, saya hanya diminta jadi saksi PKS”.
Kejadian menarik lainnya adalah ketika terjadi deadlock, ketua PPS
selalu menayakan: “Bagaimana saksi PKS?” Saya bangga sebagai saksi PKS
yang selalu dijadikan rujukan ketika terjadi permasalahan di lokasi TPS.
Kejadian yang luar biasa, dan awal perubahan besar hidup saya adalah
ketika masyarakat mulai sepi, maka para saksi diminta untuk memilih.
Saya bergegas ke bilik suara, saya mengambil kertas suara, saya buka,
dan tiba-tiba tangan saya mencoblos partai dengan nomor urut 16. Ya,
partai nomor urut 16 dalam pemilu 2004 adalah Partai Keadilan Sejahtera
(PKS).
Saya pernah mendapat sosialisasi bahwa jika partai yang dipilih berbeda
dengan caleg yang dipilih maka suara tersebut tidak sah. Sejanak saya
merenung, : “daripada suara saya tidak sah” (karena saya ingin mencoblos
caleg DPR-RI dari partai nomor urut 9) lebih baik saya coblos aja
caleg-caleg PKS walaupun saya tidak kenal sama sekali siapa mereka”.
Waktu itu pertimbangan saya adalah, saya pilih nama-nama yang bagus
saja, kalau namanya bagus dan Islami mudah-mudahan orang baik. Maka
untuk caleg DPR-RI waktu itu saya coblos nama Drs. Al Muzzamil Yusuf,
untuk caleg DPRD provinsi saya coblos nama Ir. Ahmad Junaidi Auly, dan
untuk caleg DPRD Kab/Kota saya coblos nama Syarif Hidayat, ST.
Pertimbangan saya sederhana, nama-nama yang bagus mudah-mudahan orangnya
baik. Selesai mencoblos saya keluar dari bilik suara kemudian saya
menelpon salah satu temen saya untuk meminta mencoblos caleg DPR-RI dari
partai nomor 9. Saya ceritakan karena saya salah nyoblos PKS, saya
sudah kadung janji mau nyoblos caleg tersebut. Teman saya tersebut
mengiyakan dan menyanggupi untuk mengganti satu suara saya untuk partai
nomor 9.
Peristiwa tersebut benar-benar terkenang oleh saya, dan selanjutnya saya
mulai mengamati PKS. Perjalanan yang cukup panjang akhirnya
mempertemukan saya dengan Tarbiyah. Perlahan namun pasti akhirnya saya
berinteraksi, membaur bersama orang-orang yang luar biasa.
Anak ke-3 penulis |
Dan melalui gerakan Dakwah PKS inilah saya dipertemukan dengan istri
yang sholihah. Saya begitu bersyukur dipertemukan dengan gerakan dakwah
ini. Saya begitu bahagia. Dan kebahagiaan itu semakin begitu besar
dengan kehadiran tiga jundi yang akan mewarisi perjuangan dakwah ini.
Lampung, 13-03-2013
by Abu Haaniya
sumber :http://www.pkspiyungan.org/2013/03/saya-dipaksa-bergabung-pks.html