05/09/13 - )|( PKS Bae Kudus
Headlines News :

Ternyata Pembohongan Publik Johan Budi Sudah 5 Kali

Kamis, 09 Mei 2013 | 08.05

 


Semakin terungkapnya kebohongan KPK melalui Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sendiri, Johan Budi. Membuat publik semakin tidak simpatik dengan kinerja KPK.
Pada acara debat Primetime News di Metro TV, Rabu (8/5). Fahri Hamzah selaku politikus PKS mengungkap kebohongan publik yang dilakukan oleh Johan Budi. Kebohongan KPK yang mengatakan bahwa ketika melakukan penyitaan pada hari Senin (6/5), Johan Budi mengatakan bahwa KPK membawa Surat Penyitaan, dan petugas KPK dihalang-halangi oleh pengamanan kantor DPP PKS saat melakukan upaya penyitaan.

Dengan tegas, Fahri Hamzah berkata keras kepada Johan Budi. Bahwa Johan Budi melakukan kebohongan publik dengan mengatakan membawa surat penyitaan dan membuat opini bahwa petugas pengamanan PKS menghalang-halangi.

"Anda telah melakukan PEMBOHONGAN PUBLIK pak Johan, kami memiliki fakta valid berupa video penyitaan tersebut, silahkan jika KPK memiliki video juga, mari sama-sama kita buktikan di pengadilan," Ucap Fahri Hamzah

Johan Budi terdengar kelabakan hingga terdiam beberapa saat, lalu berkata sambil terdengar terbata-bata mengucapkan "Kami bawa... kok"

Selanjutnya Fahri Hamzah menjelaskan bahwa KPK datang tanpa membawa surat penyitaan, sehingga tentu petugas pengamanan DPP PKS harus menanyakan dan menunjukkan surat penyitaan, kalau tidak ada surat penyitaan maka tidak boleh dibawa mobil-mobil yang terparkir.
“Masa mengambil mobil orang lain tidak ada suratnya. Anda menyalahi prosedur. Ini bertentangan dengan KUHAP. Hukum jangan diputar menjadi opini publik
semau mereka. Perang opini lawan KPK tidak akan menang, makanya Johan Budi dipelihara,” tegas Fahri.
Ini tidak kali pertama Jubir KPK melakukan kebohongan publik, diantaranya bahwa Presiden PKS tertangkap tangan menerima uang suap, padahal Presiden PKS ditangkap di DPP PKS saat sedang rapat, puluhan wartawan menjadi saksinya.

Kedua, Johan Budi mengatakan bahwa tidak ada penangkapan terhadap LHI tetapi hanya menyampaikan surat pemanggilan sebagai saksi, tetapi nyatanya dalam surat yang dibawa oleh petugas KPK adalah surat penangkapan kepada LHI bukan surat pemanggilan saksi.

Ketiga, Johan Budi dengan pede mengatakan ada rekaman percakapan antara Mentan dan LHI, tetapi lagi-lagi pernyataan Johan Budi bohong dan dibantah sendiri oleh pimpinan KPK, Abraham Samad. Bahwa tidak ada rekaman yang dimaksud Johan Budi.

Keempat, Johan Budi mengatakan berkali-kali bahwa bahwa Ahmad Fathanah adalah kader PKS. Nyatanya, Ahmad Fathanah bukan kader PKS tetapi makelar proyek yang biasa berada di gedung DPR-RI.

Kelima, Johan Budi mengatakan bahwa Ahmad Zaki kabur loncat pagar dan pergi membawa kunci mobil. Padahal semua petugas KPK yang berada disitu tahu, bahwa Ahmad Zaki sedang istirahat duduk didalam gedung DPP PKS setelah diperiksa lama oleh KPK, dan Ahmad Zaki tidak membawa kunci mobil manapun.

Publik semakin pintar menilai cara kerja KPK yang ternyata sarampangan dan tebang pilih. Kasus-kasus Korupsi besar seperti Hambalang dan Century juga kasus PON, masih mengambang padahal nilainya lebih besar berkisar ratusan milyar hingga trilyunan.

Juga anehnya, pernyataan Nazzaruddin dan Gayus Tambunan yang menyebut beberapa pejabat pemerintah, tidak pernah ditindak lanjuti. Tetapi penyataan Ahmad Fathanah al Kadzab dengan cepat ditindak lanjuti, padahal banyak pernyataan Ahmad Fathanah yang terlihat dengan jelas kebohongan-kebohongannya.

Semakin terkuaknya kebohongan jubir KPK, semakin membuat publik yakin bahwa KPK memang telah melakukan upaya untuk memerangi PKS bukan pemberantasan korupsi. KPK telah melakukan upaya politisasi untuk meng-kriminalisasikan PKS.

sumber:http://www.suaranews.com/2013/05/ketahuan-bohong-johan-budi-kelabakan.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook

Apakah PKS Melawan KPK?


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini  menjadi berita heboh di semua media. Bahkan, di beberapa media ditulis dan dikesankan seolah-olah PKS melawan KPK karena menghalangi upaya penyitaan di DPP PKS. Tapi, benarkah PKS melawan KPK? Ini penjelasan Hidayat Nur Wahid (HNW) yang kami kutip dari akun resmi Twitter beliau (@hnurwahid). Selamat menyimak.
  1. Pagi sahabat, Insya Allah fikiran masih sejernih pagi. Mdh2an sahabat bisa jernih menilai knp ada kesan #PKSMelawan KPK
  2. Bbrp hari ini, media menaruh perhatian besar kpd PKS krn isu #PKSMelawan KPK. Itu tentu krn cinta kpd PKS dan KPK :)
  3. Kesan bhw #PKSMelawan KPK jadi luar biasa krn media menulisnya semacam itu. Pdhl, tak ada track record PKS melawan KPK
  4. Sejak dlm rancangan pembuatan UU ttg KPK, Fraksi PKS sangat jelas dukung keberadaan KPK dg kewenangan yg kuat
  5. Thn lalu ada hingar bingar usulan revisi UU KPK di DPR, FPKS pun berada di garda terdepan tolak revisi UU itu krn akan membonsai KPK
  6. Sikap kami jelas. Ketika Ust LHI didatangi KPK dan mrk sampaikan surat utk penahanan, apakah #PKSMelawan ? Tidak!
  7. Utk Ust LHI yg kami cintai karena Allah saja, PKS tdk lakukan perlawanan, apalagi hanya utk bbrp unit mobil
  8. Kata tim hukum Ust LHI, Pak Zainuddin Paru, wkt itu sekuriti DPP sdh persilakan, tapi minta KPK prlihatkan dulu surat tgas utk penyitaan
  9. Nyatanya, pihak KPK tak bisa tunjukkan surat penugasan, maka sekuriti persilakan datang Selasa (7/5) pagi dg bawa surat tugas
  10. Selasa (7/5) sore tim KPK datang lg, tapi surat tugas tak dibawa, justru bawa surat undangan kpd Ketua Majlis Syuro & Presiden PKS
  11. Ketika kawan2 sekuriti lihat tak ada surat tugas, wajar mereka merasa brtgjwb utk amankan barang2 di lingk DPP. Itu tugas mrk
  12. Prinsipnya, tak akan #PKSMelawan KPK. Silakan ambil mobil2 itu. Tapi...
  13. Tapi, supaya tak jadi heboh, apa sih susahnya KPK bawa surat dan secara definitif sebutkan mobil mana yg mau diambil & atas dasar apa?
  14. Saya yakin kalau itu dilakukan, aplg dg kordinasi dg pimp partai spt dulu dilakukan trhadap Ust LHI, tak akan ada masalah
  15. Kata kuncinya, tak benar #PKSMelawan. PKS cm ingatkan, mekanisme pnegakan hukum harus dibarengi komitmen utk tegakkan hkum itu sndiri
  16. Jalankan aturan2nya, maka PKS akan dukung KPK. Tak akan #PKSMelawan. Sbgm track record PKS yg selalu cinta dan dukung KPK. Sekian
 sumber:http://www.pks-kabserang.org/berita-pks-nasional/benarkah-pks-melawan-kpk
 

Cerita Lucu dari Negeri Sebelah tentang Sita-Menyita

Cerita Lucu dari Negeri Sebelah tentang Sita-Menyita
Perhatian: Cerita lucu tentang sita-menyita ini hanyalah fiktif/rekayasa. Mohon maaf apabila ada kesamaan tempat dan nama. Mohon maaf juga apabila ada yang merasa tersinggung. Cerita ini hanya bersifat intermezo untuk mengendorkan urat syaraf yang tegang. Cerita ini juga dapat copas dari sebelah. Selamat membaca.

Tamu                    : Selamat malam...

Tuan Rumah       : Selamat malam juga. Ada yang bisa kami bantu?

Tamu                    : Saya mau menyita motor Anda

Tuan Rumah       : Boleh. Ada surat penyitaannya?

Tamu                    : Nggak ada, nanti menyusul.

Tuan Rumah       : BHUAAHK!!! (mukul pake panci)

Tamu               :Aduuhh.. Kenapa kok mukul saya? Saya dari KahPeKah. Anda menghalangi proses hukum..!!

Tuan Rumah      : Maaf, saya kira Anda maling yang pakai modus penipuan. Habis gak mirip sama petugas hukum...

Tamu                     : Saya maling,,,,?? Apa buktinya...??

Tuan Rumah       : Nanti saja menyusul...


sumber:http://www.pks-kabserang.org/news-update/cerita-lucu-dari-negeri-sebelah-tentang-sita-menyita

Character Assasination ala Media

 


Di masa perang informasi dan era propaganda sekarang ini, media menjadi bagian yang paling penting dari alat perjuangan politik termasuk dalam hal pencitraan (image building), invasi pemikiran (ghazwul fikri),pembunuhan karakter (Character Assasination) dan justifikasi tindakan terhadap publik.

Hari ini penulis menemukan headline pemberitaan dari Koran Tempo yang menuliskan “Fathonah pasok mobil ke artis hingga PKS”, ini salah satu contoh ‘Character Assasination' yang dialamatkan ke PKS melalui pemberitaan yang dilayangkan oleh pihak Tempo selaku pelaku media.

Jika pembaca yang menerima informasi ini tidak memiliki background information atau pengetahuan yang memadai sebelumnya, maka sudah barang tentu pembaca tersebut akan terjebak propaganda media dan menjadi korban manipulasi atas kalimat-kalimat tendesius tersebut.

Melalui sarana intervensi eksternal, media mulai menciptakan konsepsi stereotip terhadap pihak tertentu, memanipulasi sekaligus memutar balikkan fakta, mendistorsi kebenaran, melanggar prinsip fairness doktrin dan melakukan kebohongan publik dengan cara membesar-besarkan, mendramatisir, mengecilkan dan menyisihkan fakta-fakta tertentu.

Kebohongan merupakan suatu keniscayaan dalam pemberitaan media akhir-akhir ini.  Berita adalah rekontruksi pristiwa melalui simbol, kata-kata / gambar yang memiliki keterbatasan ruang (kolom) dan waktu (durasi), sehingga banyak fakta yang harus tersisihkan setidaknya melalui teori piramida terbalik yakni sangat penting, penting, dan tidak penting.

Itu sebabnya apa yang disajikan media bisa jadi merupakan realita semu yang sudah ditambah, dikurangi atau dibumbui dengan permain kata agar menarik perhatian public.

Yang membuat penulis heran adalah kebohongan yang secara sengaja telah dilakukan oleh pihak media belakangan ini, Pengalihan isu yang dilakukan atas kasus Anas yang sampai sekarang tak kunjung digantung di monas, dan tak pelak lagi drama singkunipun dijadikan salah satu alat mempelintir opini public.

Kasus Anas pun akhirnya hilang dari peredaran bak ditelan bumi, sebagaimana skandal gurita cikeas dan century yang hanya muncul sebentar dipermukaan tanpa penyelesaian. Benar-benar menambah deretan panjang pertanyaan penulis  “Drama  apakah yang sebenarnya sedang disetting oleh pihak media terhadap para aktornya???”

Masyarakat sekarang ini perlu mengetahui bahwa setiap media massa memiliki agendanya sendiri,  sesuai dengan visi misinya tersendiri. Secara teoritis, setiap media memiliki agenda media yang disetting sejak awal.

Agenda inilah yang mengendalikan akses penerima informasi terhadap berita dan infomasi yang ditawarkan oleh media massa tersebut. Asumsi teori agenda setting – yang diperkenalkan oleh Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw – menyebutkan bahwa media mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu.

Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat, tokoh siapa yang harus kita dukung. Dengan kata lain, agenda media akan menjadi agenda publik/masyarakat.

Secara praktis, agenda setting menentukan apa yang harus diberitakan sehingga menjadi “agenda publik”, yakni isu utama yang menjadi bahan pembicaraan, hingga menjadi kebijakan media yang dapat mempengaruhi agenda politik yang pada akhirnya menentukan kebijakan publik.

Demikianlah, semua pemberitaan media pada dasarnya dibingkai (farming) berdasarkan agenda media atau skanario tertentu, sehingga menimbulkan pengaruh dan interpretasi tertentu dan menciptakan opini publik.

Opini itulah yang mengendalikan pemikiran dan sikap masyarakat terhadap isu tertentu. Untuk saat ini mustahil mencari pemberitaan media yang bersifat objektif karena Objektivitas di media massa adalah “objektivitas yang bersifat subjektif”.

Lihat saja bagaimana akhir-akhir ini media massa menggiring opini publik pada kasus suap LHI, penggiringan yang terkesan ngawur dan begitu didramatisir. Dari dugaan suap kuota sapi impor yang sampai saat ini masih dipertanyakan kebenaran, Ahmad Fathonah yang mengaku kader PKS (tanya apakah punya kartu anggota), padahal jelas-jelas PKS telah membantah hal tersebut, kasus suap yang tak terbukti itupun kini beralih status menjadi pencucian uang hingga menyeret-nyeret nama beberapa petinggi partai yang selalu mengatasnamakan diri sebagai partai dakwah, tak hanya itu untuk menghancurkan identitas partai dakwah ini akhirnya mediapun kalab dengan mengarahkan kasus ini ke gratifikasi seks yang dilakukan AF tapi dosanya dilimpahkan secara mentah ditubuh partai.

Ini jelas merupakan bagian skenario 'Character Assasination' ala media dan setidaknya public harus lebih bijak lagi menyikapi permasalahan ini.

by @ArniSmart on twitter

Johan Budi Terbukti Lakukan Kebohongan Publik di Metro TV

Fahri Hamzah: Johan Budi Lakukan Kebohongan Publik dan Langgar Prosedur




















Jakarta – Debat seru terjadi malam ini, Rabu (8/5/2013) di Metro TV. Debat ini mempertemukan Fahri Hamzah dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi, untuk membahas seputar Kasus Impor Sapi. Pada kesempatan ini  Johan Budi tak bisa berkutik menghadapi argumen Fahri Hamzah.

Pada debat ini, Fahri Hamzah mengatakan bahwa Johan Budi lakukan kebohongan publik terkait penyitaan di DPP PKS.

“KPK datang ke DPP PKS tidak membawa surat penyitaan. Anda jangan melakukan kebohongan publik,” kata Fahri Hamzah.

Sampai disini, Johan Budi tak berkutik. Kemudian dengan nada ragu Johan Budi menjawab.

“Oke, kita buka di pengadilan kami punya bukti video,” ujar Johan, lalu diam.

Menurut Fahri, selain melakukan kebohongan publik, KPK juga melakukan pelanggaran prosedur.

“Masa mengambil mobil orang lain tidak ada suratnya. Anda menyalahi prosedur. Ini bertentangan dengan KUHAP,” tegas Fahri.

“Hukum jangan diputar menjadi opini publik semau mereka.  Perang opini lawan KPK tidak akan menang, makanya Johan Budi dipelihara,” pungkas Fahri Hamzah.
sumber:http://www.pks-kabserang.org/berita-pks-nasional/fahri-hamzah-johan-budi-lakukan-kebohongan-publik

Post Terpopuler

Arsip Blog

Total Tayangan Halaman

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. )|( PKS Bae Kudus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger