PKS dan Kisah Juha - )|( PKS Bae Kudus
Headlines News :
Home » » PKS dan Kisah Juha

PKS dan Kisah Juha

Rabu, 24 April 2013 | 00.36



 Menulis tentang PKS memang selalu menarik perhatian, karena akan selalu menghadapkan mereka yang disebut PKS lovers dengan mereka yang kontra (sengaja penulis tidak menyebutkan julukan bagi pihak ini).

Terlepas dari itu semua,  harus diakui bahwa setiap ada berita tentang PKS, setidaknya selalu ada tanggapan, tergantung di situs mana berita itu dimuat. Jika di situs yang banyak kontranya, sudah barang tentu tanggapannya hanya berupa hujatan dan sinisme.

Adanya dua kubu tersebut membuat PKS serba disoroti gerak-geriknya; benar apalagi salah!

Aktivitas apa saja yang dilakoni PKS selalu menuai pro dan kontra yang melibatkan dua kubu itu. Entah magnet apa yang dimiliki PKS hingga selalu terjadi demikian.

Penulis sebenarnya bukan kader PKS, tetapi setidaknya memang banyak memiliki teman-teman di PKS, bahkan ada yang di tingkat DPP. Itulah yang membuat penulis paham karakter orang-orang PKS, kelebihan dan kekurangan mereka (karena dua sisi yang berlawanan ini pasti akan ada pada setiap orang). Dan, penulis juga menjadi maklum kenapa banyak tulisan yang tendensius terhadap PKS dari orang-orang yang memang tidak paham dengan PKS dan karakter orang-orangnya (baca: kader).

Jika boleh mengibaratkannya, penulis mengibaratkannya dengan sebuah pesantren yang kyainya seorang yang dikenal rajin ibadah (saleh), karismatik, dekat dan peduli dengan masyarakat sekitar. Di sebelah pesantrennya ini, ada pesantren lain yang menganggap pesantren kyai ini sebagai pesaing, dan juga ada sekelompok masyarakat yang agak jauh belum mengenal sosok sang kyai. Lalu tiba-tiba muncul berita yang  mencemarkan nama baik sang kyai, entah darimana asalnya.

Menyikapi berita ini, pasti semua santri dan masyarakat yang mengenal dengan baik sosok kyai tidak akan pernah percaya dengan berita miring itu. Bahkan, akan menuding adanya pihak yang ingin menjatuhkan sang kyai. Tetapi sebaliknya, bagaimana sikap pesantren sebelah dan masyarakat yang belum mengenal kyai tadi? Tentu mereka percaya; sebagian malah girang dan sebagian lagi akan mengeluarkan pendapat-pendapat pribadi yang memojokkan sang kyai karena ketidaktahuan tersebut. Kira-kira, menurut hemat penulis, begitulah yang dirasakan oleh PKS lovers, dari kader hingga simpatisannya terkait kasus yang mendera orang nomor satu mereka. Dan begitu pulalah sikap yang ditunjukkan beragam masyarakat; ada yang girang karena menganggap PKS sebagai saingan politik yang berat, ada yang mengeluarkan statement-statement sinis karena tidak begitu mengenal karakter PKS dan orang-orangnya.

Penulis mohon maaf, karena pembukaannya terlalu panjang sehingga seakan melupakan kaitan tulisan ini dengan judul di atas. Nah, apa kaitan PKS dengan kisah JUHA ‘ARAB’?

JUHA adalah tokoh dalam kisah-kisah jenaka Arab. Dia sosok yang melambangkan keluguan, kepolosan. Di antara kisahnya itu, ada kemiripan dengan serba-salahnya sikap PKS, terutama di mata mereka yang kontra.

Kisahnya begini, suatu ketika JUHA mengadakan perjalanan bersama anaknya dan keledai milik mereka. Dalam perjalanan itu, JUHA menunggang keledainya, sementara sang anak mengikuti dari belakang dengan berjalan kaki. Di tengah perjalanan, ada banyak mata melihat mengomentari JUHA. Mereka mengatakan, “Lihatlah, betapa teganya sang ayah. Dia membiarkan anaknya berjalan kaki, sementara dia enak-enakan naik keledai.”

Mendengar komentar itu, JUHA akhirnya turun dan meneruskan perjalanan. Kali ini, dia menyuruh sang anak yang naik sementara dia sendiri berjalan kaki di belakang. Di tengah perjalanan, beberapa pasang mata kembali mengomentari. Mereka berkata, “Lihatlah, betapa kurang ajarnya si anak. Dia membiarkan ayahnya yang sudah tua berjalan kaki di belakang sementara dia enak-enakan naik keledai.”

Mendengar komentar itu, sang anak pun akhirnya turun, dan mereka melanjutkan perjalanan. Kali ini, kedua-duanya yang naik keledai. Di tengah perjalanan, kembali beberapa pasang mata mengomentari, “Alangkah teganya kedua orang itu. Mereka sama sekali tidak kasihan dengan binatang.”

Mendengar komentar itu, keduanya pun turun dan meneruskan perjalanan lagi. Kali ini, keduanya tidak lagi menaiki keledai. Di tengah perjalanan, sejumlah pasang mata mengomentari, “Lihatlah, alangkah bodohnya kedua orang itu. Mereka memiliki kendaraan tapi tidak dimanfaatkan.”

Mendengar komentar itu, JUHA pun akhirnya menyadari, bahwa apabila mereka menuruti kemauan semau orang demi mendapatkan restu mereka, pasti tidak akan bisa. Sebab batasan restu seseorang sangat abstrak.

Terkait PKS, hampir mirip dengan sikap serba salah JUHA tersebut. Ibaratnya, PKS berlaku baik SALAH, PKS salah apalagi!

PKS ikut permainan demokrasi dengan baik, dianggap sinis, tak sesuai!
PKS pro umat dan ISLAM dianggap fundamentalis, garis keras!
Termasuk, berita terakhir di mana PKS mendaftarkan seorang pendeta jadi CALEG Indonesia Timur. Ada yang menuduh mencari sensasi dan seterusnya.
Coba yang melakukan itu bukan PKS, seperti PKB, pasti tidak dipermasalahkan. Tanya Kenapa?
PKS terlihat eksklusif salah.
Katanya harus inklusif, PKS inklusif eh SALAH juga!

Yang jelas, PKS harus mengambil sikap terus melangkah maju selama meyakini apa yang dilakukan itu benar.

Oleh: Wasim Jamil

sumber:http://politik.kompasiana.com/2013/04/23/pks-dan-kisah-juha-arab-553982.html
Share this article :

0 comments:

Post Terpopuler

Arsip Blog

Total Tayangan Halaman

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. )|( PKS Bae Kudus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger