Kadi Abdul
Ayamaru; 29 maret 2013
Perjalanan kami kali ini tidaklah mudah,
perjalanan di sepertiga malam yang nikmat ketika kita pakai berkhlawat
dengan sang khalik berubah menjadi perjalanan penuh heroic. Lampu sorot
mobil kami berjalanan, lantunan semangat kami menderu keras menuju
sebuah tempat nun jauh dari kota sorong. Dialah kabupaten maybrat.
Pagi hari kami sudah sampai, indahnya embun dan
kabut danau ayamaru menyambut kehangatan mentari, aktivitas kami
lanjutkan untuk menyelesaikan berbagai urusan. Lepas siang kami
melakukan shalat dhuhur di sebuah mushola yang rencana akan di bangun
masjid namun karena belum mendapatkan persetujuan dari warga sekitar
akhirnya masjid tersebut belum di bangun. Terlihat kumpulan batu bata
yang akan di gunakan untuk membangun masjid tertata mengelilingi
mushola.
Kesejukan kembali kami dapatkhan setelah shalat
dhuhur yang kami lakukan ber empat bergabung dgan dua warga local yang
ada disana. Setelah kedamaian menyelimuti hati kami perjalanan kami
lanjutkhan dan di tengah jalan kami mendapatkan tumpukan durian. Lalu kami berhenti dan menanyakan durian dan mencicipi beberapa buah di tempat tersebut.
Menariknya tempatnya berada di depan kantor KPU
Kabupaten Maybrat di distrik Ayamaru. Ku ambil foto dan sengaja ku
jepret dari arah depan. Setelah lama kulihat selidiki beberapa bendera
partai yang ada hanya delapan yang terpampang. Semua adalah partai
nasionalis kecuali satu PKS. Di antara partai yang mengusung islam hanya
ada PKS di antara partai lain. Tidak ada partai matahari disana,
apalagi partai ka’bah. Lalu iseng saya bertanya kepada beberapa orang di
sekitar situ.
“bu kog partainya cuman delapan”
“Iya pak cuman delapan” katanya.
Lho khan partainya sekarang sepuluh sahutku,(red: sekarang lebih dari sepuluh)
“Iya itu yang lain gak tahu, tapi si katanya karena
beberapa yang lain itu partai islam jadi masyarakat tidak mau terima”
tambahnya.
“Oh begitu yah bu koq PKS ada bu “ mencoba menyelidiki.
“oh itu beda ketuanya khan orang ayamaru juga, kayaknya si kuat juga itu, lagian mereka bagus pendekatan ke masyarakat”
Sembari memakan durian di sana kami ganti perbincangan ke arah yang lain.
Dari percakapan sebentar itu sedikit menginspirasi kami kenapa gerakan kami bisa diterima,
Ada hal yang berbeda tapi ada hal prinsip yang
justru sangat di terima oleh mereka yang menolak yang lain, Tanya kenapa
cobalah bertanya pada mereka, masyarakat yang juga konstituen politik.
Di ayamaru belom ada sinyal apalagi sinyal TV,
Tanya kenapa mereka menerima kami, lalu bertanyalah pada diri kita
bagaimana politik nasional ini bisa diterima dengan segala keunggulan
nilai yang telah di buat kepada masyarkat.
Tapi ada satu kesimpulan yang tidak mungkin salah, bahwa dengan cinta kami diterima oleh mereka.
Gerakan kami dari hati dan akan selalu diterima dengan hati.
Gerakan kami dengan cinta maka mereka menerima kami dengan cinta
Geraka kami dengan ketulusan maka ketulusan juga yang menerima kami tanpa pamrih.
Semoga bermanfaat dan semoga tetap memberi manfaat
Salam tiga besar untuk masyarakat Indonesia
sumber:http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/30/dengan-cinta-kami-diterima-di-ayamaru-546374.html
0 comments:
Posting Komentar