Analisa Pledoi Juard Dari PT. Indoguna - )|( PKS Bae Kudus
Headlines News :
Home » » Analisa Pledoi Juard Dari PT. Indoguna

Analisa Pledoi Juard Dari PT. Indoguna

Kamis, 20 Juni 2013 | 13.46

 


 by @Eli_Dwina

    Malam, Pak  . Kebetulan aja tadi, dengar beberapa poin di pledoinga Juard, dari Indoguna.
    
    Maklum pak, ibu-ibu PKK, hihi...
    
    Bbrapa poin: Indoguna adlh perusahaan yg bertahun-tahun bisnis perdagingan. Mereka kenal siapa konsumen& kompetitornya. 
    
    Yg sulit dikenal oleh indoguna justru seputar regulasi dan regulatornya. 
    
    Beberapa tahun lalu, sbg pebisnis Indoguna masih bisa bernafas. Ada jatah kuota impor yg cukup. 
    
    Tahun2 belakangan menjadi sulit. Bukan karena peningkatan program swasembada daging sapi lho? 
    
    Tapi lebih pada masalah regulator: kuota tak nambah, tapi pemain lama malah makin sedikit dpt jatahnya. 
    
    Apa artinya? Ya, kalau tidak ada yg memborong kuota, tentu jumlah pemainnya bertambah. 
    
    Indoguna pemain swasta. Laba dan hidupnya tergantung omset. Kalau semakin kecil kuotanya, ya bisa bangkrut dia. 
    
    Cara primitif pun dilakukan: cari koneksi utk bisa utak-atik jatah kuota. 
    
    Nah, di sini poinnya. Jatah kuota tergantung 3 Kementrian: Perdagangan, Pertanian dan Menko Perekonomian. 
    
    Lalu, muncullah nama Elda, mantan Ketua asosiasi pengusaha impor daging dan juga lama melintang di soal ini. 
    
    Indoguna tahu, tak mudah mengutak-atik jatah kuota impor. Tapi, ada analogi baru yg ditawarkan. 
    
    Kuota impor daging itu dianalogikan spt usaha hulu dan hilir. Kementan ada di hulu, Kemendag ada di hilir. Di tengah ada Menko. 
    
    Analogi sederhana dipakai: Kalau di hulu kita ubah, maka hilirnya akan berubah juga. 
    
    Cara tradisional dipakai lagi. Pendekatan pertemanan. 
    
    Masalah muncul, karena hulu punya standar sendiri soal kebijakan impor. Data yg disodorkan ditolak. 
    
    Belum selesai urusan ini, ada dugaan unsur psl 5 UU TPK. Bubarlah urusan, diganti parade artis. 
    
    Pertanyaan seriusnya: Indoguna ini pemain jatah kuota impor atau korban iming-iming dpt tambahan kuota? 
    
    Berikutnya: Siapa sebenarnya "pengatur" jatah kuota daging sapi impor kalau ada analogi hulu-tengah-hilir? 
    
    Sedikit bocoran: Daftar perusahaan impor daging dan kuotanya, jelas tidak ada di Kementan. Jadi siapa pemain sesungguhnya? 
    
    Jawabnya ada di rakor Menko Perekonomian, tentunya.  : saya bertanya-tanya apakah ada kolaborasi "tengah" dan "hilir"?
    
    Tergantung keputusan di tengah juga, kan?  : hilir.... Dia pasti ikut menentukan kata akhir....”
    
    Yg menarik, kebijakan kuota impor ini tidak seperti proyek pemerintah pd umumnya lho. Gak ada PA, KPA apalagi PPK. 
   
    Tapi, kalau ditemukan "unsur memperkaya diri dan/atau orang lain", gimana tuh Pak 
    
    Ini soal otoritas terhadap regulasi lho. Dan, konon ini lebih massif di sektor lain: tambang, minyak, gas... 
    
    Mirip century: Soal tafsir terhadap situasi tertentu, hihihi... “ :jadi gimana prosesnya? Tertutup? Distribusi terpimpin?
    
    Nah, bocoran lagi deh. Tugas utama lembaga anti korupsi itu pencegahan, penindakan dan pendidikan. Gak ada namanya koordinasi. 
    
    Gitu kok ya mau Nyapres. IQ? Hihihi...  : sadis betul... Dan mereka bersikap hipokrit di depan rakyat hmmmm”
    
    Jadi kalo ada pejabat setingkat Mentri atau Menko dtg ke lembaga anti-korupsi, ya gak ada urusan sama Rakor. Emangnya Bappenas?
    
    Seseorang yg dipanggil baik utk dirinya/atas jabatannya, ya krn 3 hal: dimintai keterangan, klarifikasi atau konfrontasi, hihihi...
    
    Kalau statusnya sudah naik, ya namanya diperiksa. Bisa sebagai saksi atau tersangka. Gitu ya Pak 
    
    Ada yg tanya, hubungannya sama LHI? Ya, gak tahu saya. Penentuan kuota impor daging sapi rapatnya di Menko Perekonomian, hihihi...
    
    Content from Twitter
Share this article :

0 comments:

Post Terpopuler

Arsip Blog

Total Tayangan Halaman

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. )|( PKS Bae Kudus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger