MASYARAKAT Sukorejo adalah masyarakat religius. Tidak ada masyarakat yang menyetujui berlangsungnya praktek maksiat, kecuali memang itu masyarakat maksiat. Demikian dikatakan Tokoh Masyarakat Sukorejo sekaligus Pengasuh Pesantren Salamatun Qolbi, Ibnu Shodiq.
Dia menambahkan sebenarnya masyarakat sudah siap untuk menutup tempat-tempat pelacuran di Sukorejo. Namun mereka takut bergerak karena adanya beking dari preman ronggolawe. Selain menjadi beking hiburan malam, Ronggolawe juga terlibat dalam sindikat judi togel.
“Pemipin preman Ronggolawe ini orang kafir namanya Erik,” katanya saat ditemui Islampos.com di Sukorejo, Jum’at.
Keberadaan Ronggolawe sebenarnya bisa dieliminir jika petugas keamanan dapat bertindak tegas. Aktivita Ronggolawe sudah sangat meresahkan warga dengan turut melakukan aksi pencurian motor warga.
Untuk melindungi Sukorejo dari segala aksi kejahatan Ronggolawe, dosen Universitas Negeri Semarang ini meminta kelompok Islam bersatu untuk melawan arogansi Ronggolawe.
“Saya pernah di-TO (Target Operation) sama mereka. Tapi saya tidak takut, Saya balik samperin mereka. Tapi malah mereka yang takut,” katanya seraya tertawa lebar.
Selain kompleks pelacuran Alaska, tempat hiburan malam yang turut meresahkan warga adalah tempat karaoke di Terminal Sukorejo. Meski dibungkus atas nama karaoke, namun praktik syahwat berlangsung di dalamnya.
“Saya sudah lima sampai enam kali berusaha membubarkan, tapi meski bubar nanti buka kembali,” katanya. “Pernah saya ancam akan saya bakar jika sampai Maghrib tidak tutup, akhirnya mereka tutup juga,” tandasnya.
sumber:http://islampos.com/pelacuran-dibeking-ronggolawe-umat-islam-harus-berani-melawan-71834/?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter [Pz/Islampos]
0 comments:
Posting Komentar